Sejarah Kota Tua Selat Panjang
Daerah Kab. Kepulauan Meranti 19 Agustus 2013 10:08:47 Diperbarui: 24 Juni 2015
09:08:15 Dibaca : 10,937 Komentar : 2 Nilai : 0 Sejarah Kota Tua Selat Panjang
Daerah Kab. Kepulauan Meranti 1376880921923287861 KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
(RIAU) Kota Selatpanjang merupakan pusat pemerintahan kabupaten Kepulauan
Meranti, duhulu merupakan salah satu bandar (kota) yang paling sibuk dan
terkenal perniagaan di dalam kesultanan Siak. Bandar ini sejak dahulu telah
terbentuk masyarakat heterogen, terutama suku Melayu dan Tionghoa, karena peran
antar merekalah terbentuk erat dalam keharmonisan kegiatan kultural maupun
perdagangan. Semua ini tidak terlepas ketoleransian antar persaudaraan. Faktor
inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu lintas barang barang
maupun manusia dari China ke nusantara dan sebaliknya. 13768810731748867192
13768810731748867192 BANGUNAN TUA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI (RIAU) Daerah
Selatpanjang dan sekitarnya sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan
Siak Sri Indrapura yang merupakan salah satu kesultanan terbesar di Riau saat
itu.Pada masa pemerintahan Sultan Siak VII yaitu Sultan Assyaidis Syarif Ali
Abdul Jalil Syaifuddin Baalawi ( yang bertahta tahun 1784 - 1810 ), biasa
disapa Sultan Syarif Ali, memberi titah kepada Panglima Besar Muda Tengku Bagus
Saiyid Thoha untuk mendirikan Negeri atau Bandar di Pulau Tebing Tinggi. Selain
tertarik pada pulau itu juga karena Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul Jalil
Syaifuddin Baalawi sendiri pernah singgah ke daerah itu, tujuan utama Sultan
Syarif Ali ingin himpun kekuatan melawan kerajaan Sambas ( Kalimantan Barat )
yang terindikasi bersekutu dengan Belanda yang telah khianati perjanjian setia
dan mencuri mahkota Kerajaan Siak. Negeri atau Bandar ini nantinya sebagai
ujung tombak pertahanan ketiga setelah Bukit Batu dan Merbau'' untuk menghadang
penjajah dan lanun. 1376881159540703076 1376881159540703076 DAERAH,KOTA TUA
KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI Maka bergeraklah armadanya dibawah pimpinan
Panglima Besar Muda Tengku Bagus Saiyid Thoha pada awal Muharram tahun 1805
Masehi diiringi beberapa pembesar Kerajaan Siak, ratusan laskar dan hulu balang
menuju Pulau Tebing Tinggi. Mereka tiba di tebing Hutan Alai( sekarang Ibukota
Kecamatan Tebingtinggi Barat ). Panglima itu segera menghujam kerisnya memberi
salam pada Tanah Alai.Tanah Alai tak menjawab, Ia meraup tanah sekepal, terasa
panas. Ia melepasnya,“Menurut sepanjang pengetahuan den, tanah Alai ini tidak
baik dibuat sebuah negeri karena tanah Hutan Alai adalah tanah jantan, Baru
bisa berkembang menjadi sebuah negeri dalam masa waktu yang lama,” kata sang
panglima dihadapan pembesar Siak dan anak buahnya. Panglima bertolak menyusuri
pantai pulau ini. Lalu, terlihat sebuah tebing yang tinggi. “Inilah gerangan
yang dimaksud oleh ayahanda Sultan Syarif Ali,” pikirnya. Armada merapat ke
Tebing Tanah Tinggi bertepatan tanggal 07 April 1805 Masehi. Di usia masih 25
tahun itu, dengan mengucap bismillah Panglima melejit ke darat yang tinggi
sambil memberi salam. “Alha-mdulillah tanah tinggi ini menjawab salam den,”
katanya. Tanah diraupnya, terasa sejuk dan nyaman. Ia tancapkan keris di atas tanah
(lokasinya sekarang kira-kira dekat komplek kantor Bea Cukai Selatpanjang ).
Sambil berkata, “Dengarkanlah oleh kamu sekalian di tanah Hutan Tebing Tinggi
inilah yang amat baik didirikan sebuah negeri. Negeri ini nantinya akan
berkembang aman dan makmur apabila pemimpin dan penduduknya adil dan bekerja
keras serta menaati hukum-hukum Allah.” Panglima itu berdiri tegak dihadapan
semua pembesar kerajaan, laskar, hulu balang, dan bathin-bathin sekitar pulau.
“Den bernama Tengku Bagus Saiyid Thoha Panglima Besar Muda Siak Sri Indrapura.
Keris den ini bernama Petir Terbuka Tabir Alam Negeri. Yang den sosok ini den
namakanNegeri Makmur Kencana Bandar Tebing Tinggi.”itulah nama asal muasal kota
selatpanjang. Setelah menebas hutan, membuka wilayah kekuasaan, berdirilah
istana panglima besar itu. Pada 1810 Masehi Sultan Syarif Ali mengangkat
Panglima Besar Muda Tengku Bagus Saiyid Thoha itu sebagai penguasa pulau. Kala
itu, sebelah timur negeri berbatasan dengan Sungai Suir dan sebelah barat
berbatasan dengan Sungai Perumbi,seiring perkembangan waktu bandar ini semakin
ramai dan bertumbuh sebagai salah satu bandar perniagaan di kesultanan siak.
Ramai interaksi perdagangan didaerah pesisir Riau inilah menyebabkan
pemerintahan Hindia Belanda ikut ambil dalam bagian penentuan nama negeri ini.
Sejarah tercatat pada masa Sultan Siak yang ke 11 yaitu Sultan Assayaidis
Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin. Pada tahun 1880, pemerintahan di Negeri
Makmur Kencana Tebing Tinggi dikuasai oleh J.M. Tengkoe Soelong Tjantik Saijet
Alwi yang bergelar Tuan Temenggung Marhum Buntut (Kepala Negeri yang
bertanggung jawab kepada Sultan Siak). Pada masa pemerintahannya di bandar ini
terjadilah polemik dengan pihak Pemerintahan Kolonial Belanda yaitu Konteliur
Van Huis mengenai perubahan nama negeri ini, dalam sepihak pemerintahan
kolonial Belanda mengubah daerah ini menjadi Selatpanjang, namun tidak
disetujui oleh J.M. Tengkoe Soelong Tjantik Saijet Alwi selaku pemangku daerah.
Akhirnya berdasarkan kesepakatan bersama pada tanggal 4 September 1899, Negeri
Makmur Kencana Tebing Tinggi berubah menjadi Negeri Makmur Bandar Tebingtinggi
Selatpanjang.J.M. Tengkoe Soelong Tjantik Saijet Alwi mangkat pada tahun 1908.
Seiring waktu masa diawal Pemerintahan Republik Indonesia, kota selatpanjang dan
sekitarnya ini merupakan Wilayah Kewedanan di bawah Kabupaten Bengkalis yang
kemudian berubah status menjadi Kecamatan Tebingtinggi.Pada tanggal 19 Desember
2008,daerah selatpanjang dan sekitarnya ini berubah menjadi Kabupaten Kepulauan
Meranti memekarkan diri dari Kabupaten bengkalis dengan ibukota Selatpanjang.
13768813322064566064 13768813322064566064 TAMAN CIK PUAN 13768814301174330403
13768814301174330403 TELAGA BENING,KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI Taman Cikpuan
dan Kolam Telaga Bening di tengah kota Selat Panjang, punya nilai sejarah.
Ditaman Cikpuan ini banyak peristiwa terjadi dan bernilai Sejarah, sejak dari
yang sederhana seperti tempat menampilkan pentas seni sampai peristiwa politik
yang heroik juga selalu berlangsung disini. Pemekaran Kabupaten Kepulauan
Meranti lepas dari induk Kabupaten Bengkalis beberapa agenda yang melibatkan
massa yang besar berlangsung di arena ini, Taman Cikpuan menjadi saksi sejarah.
Disamping itu, Kolam Telaga Bening di jalan Merdeka tidak jauh dari Cikpuan
Park adalah penopang air untuk masyarakat Selat Panjang, jika musim kemarau
tiba kolam ini menjadi tumpuan untuk mendapatkan air buat mandi dan Cuci bahkan
untuk minum. Harapan kedepan,objek wisata yang ada dikabupaten kepulauan
meranti terus di perhatikan,dan masyarakat bisa menjaga dan melestarikan dengan
baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar